SMANSAHO – SMA Negeri 1 Ngraho kembali menyelenggarakan gelar karya Projek Pengatan Profil Pengajar Pancasila(P5) ke-4 yang mengusung tiga tema yaitu teknologi dan rekayasa, kearifan lokal, dan bhineka tunggal ika. Acara ini diselenggarakan di lapangan futsal SMA Negeri 1 Ngraho pada hari senin, 19 Februari 2024.
Tema pertama yang diusung pada P5 kali ini adalah teknologi dan rekayasa. Melalui teknologi, peserta didik SMAN 1 Ngraho membuat running teks yaitu sebuah light emitting diode(LED) yang disusun rapat sehingga membuat pola cahaya berbentuh tulisan maupun gambar. Diharapkan dengan adanya pelatihan pembuatan running teks ini, peserta didik dapat mengetahui primsip kerja serta cara mengoperasikannya.
Tema selanjutnya yaitu kearifan lokal, untuk kearifan lokal kali ini, SMAN 1 Ngraho berfokus pada sedekah bumi(Manganan). Sedekah bumi dipilih karena salah satu tradisi masyarakat yang sampai kini masih dipertahankan keberadaannya. Pada projek ini peserta didik berfokus pada pembuatan encek tumpeng dan prosesi doanya. Perihal tema yang ketiga yaitu Bhineka Tunggal Ika dengan projek pembuatan pakaian adat dari bahan daur ulang terumtama plastik bekas. Bukan hanya itu, peserta didik juga mendapat tugas lainnya seperti membuat makanan khas suatu daerah dan miniatur rumah adat yang sudah ditentukan oleh guru pengampu.
Yuli Handayani selaku ketua P5 menggatakan bahwa tujuan dipilihnya tema-tema ini supaya peserta didik dapat mengenal tradisi yang ada di nusantara. Selain itu, adanya P5 diharapkan dapat menumbuhkan sikap gotong royong, kreatif, mandiri, dan menumbuhkan jiwa pancasilais kepada peserta didik.
Adanya acara gelar karya ini, selain untuk mengenalkan adat istiadat setempat serta nusantara juga ditujukan untuk mengapresiasi karya dari peserta didik. Hal tersebut diungkapkan oleh Nadhifi siswi kelas X2,”Kegiatan P5 di SMAN 1 Ngraho ini sudah cukup baik, semua karya yang sudah dibuat oleh siswa sangat amat di apresiasi, contohnya dengan diadakannya acara gelar karya ini.” Terang pembaca narasi dalam acara tersebut. Elvan Fajar selaku ketua Osis juga menggemukakan han yang senada. “Kegiatan P5 membuat kita bisa melihat kesungguhan dan usaha dari anak-anak dalam menjalankannya. Hasilnya pun sangat baik. Menurut saya sebagai salah satu siswa yang menjalankan P5, kekurangan dari P5 di semester ini hanya pada waktu pelaksanaannya yang cukup singkat. Mungkin jika waktunya sedikit lebih banyak kita bisa memberikan sesuatu yang lebih baik dan maksimal.” Jelas siswa kelas XI Kesehatan tersebut.
Selain membuat running teks, encek tumpeng, dan pakaian adat suatu daerah. P5 kali ini juga tidak melupakan adiwiyata. Pada salah satu projek P5 siswa kelas X mendapatkan tugas menghias taman yang dinamakan Vertikal Garden. Hal tersebut bertujuan untuk mengajarkan peserta didik untuk cinta lingkungan sekitar lewat penghijauan.(SU)
Tinggalkan Komentar